Minggu, 14 Maret 2021

Ambalan dan Racana Rang Kayo Hitam dan Putri Pinang Masak Kabupaten Batanghari Gugus Depan IAI- Nusantara Batanghari Gelar Kegiatan History Tour

Dilihat: 0 kali
Ambalan dan Racana Rang Kayo Hitam dan Putri Pinang Masak Kabupaten Batanghari Gugus Depan IAI- Nusantara Batanghari Gelar Kegiatan History Tour

Ambalan dan Racana Rang Kayo Hitam dan Putri Pinang Masak Kabupaten Batanghari Gugus Depan IAI- Nusantara Batanghari Gelar Kegiatan History Tour 

Minggu, (14/03/2021) Anggota Pramuka Ambalan dan Racana Rang Kayo Hitam Putri Pinang Masak Gugus depan Kabupaten Batanghari IAI-NUSANTARA Batanghari melakukan Tour ke benteng (bangunan peninggalan Belanda)yang terletak di kecamatan muara Tembesi kelurahan pasar Tembesi.

Kegiatan Kunjungan tersebut yang di lepas langsung oleh Ketua Gudep sekaligus ketua yayasan pendidikan Islam (Ypi) Batanghari Kak Drs.H.mohd Damiri.

Dalam rangka memberikan Pengetahuan dan Wawasan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega anggota Ambalan dan Racana Rangkayo Hitam dan Putri Pinang Masak Gudep Batang Hari.

Adapun sesuai dengan program Kerja Gudep Tahun 2020/2021 maka kepada mereka diberikan kesempatan untuk melaksanakan STORYTOUR ke Benteng Muara Tembesi untuk menggali informasi tentang peninggalan sejarah peninggalan pejuang bangsa yg merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.

"mudah-mudahan pengalaman dan Wawasan yg diperoleh ini menambah kecintaan kepada Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini, amiin yaa robbal alamiin"
Ujar Drs.H.mohd Damiri selaku yang melepas kegiatan tersebut

Sejarawan St. Bachtiar oedin menceritakan sejarah Benteng yang terletak di tepian sungai Batanghari daerah Tembesi yang dahulu nya merupakan markas para tentara Belanda.

Diceritakan bahwa nama Batanghari dan Tembesi ini dahulu nya "orang Malaysia tiap-tiap sore hari berdiri di pinggir sungai, dan melihat batang hanyut (kayu hanyut)" oleh Datok St. Bachtiar oedin, dari sini lah sungai itu dinamakan Batanghari. Sedangkan nama Tembesi ini di peroleh, dari peristiwa menimbang air yang ada di sungai itu dan ternyata beratnya sama seperti satu buah besi,Jadilah namanya Tembesi.

Kembali pada sejarah Benteng yang berada di Tembesi, bangunan tua ini di bangun sekitar tahun 1901 yang di kerjakan oleh masyarakat Tembesi sendiri serta beberapa orang tukang ( pekerja bangunan)  dari Jambi dan Padang.

Pembangunan benteng ini dimandori oleh Bpk. Oedin yg merupakan orang tua dari Datok St. Bachtiar oedin, Pembangunan ini memakan waktu 2 bulan lamanya, bangunan ini menjadi markas para penjajah Belanda yang berada di Tembesi.

Bangunan benteng tua ini juga pernah di tempati oleh tentara Indonesia tapi hanya sebentar, setelah itu benteng ini di tinggal dan sudah tidak di rawat lagi dan menjadi bangunan tua yang terbengkalai yang ditumbuhi pohon-pohon dan rumput liar. 

Selain bangunan benteng itu sendiri masih ada beberapa bangunan yang lainnya, di antara nya adalah Panis ( penjara), bioskop mawar yang digunakan untuk pertunjukan seni dan lainnya.  

"Tidak, dulu disini tidak pernah terjadi perperangan, baik ketika dijajah oleh Belanda maupun Jepang" Jepang masuk Belando lari, inilah sebuah kata yang merupakan cerita, setelah Belanda keluar dari Indonesia namun Jepang mengambil alih penjajahan. Jepang juga memasuki daerah Tembesi.

Di Tembesi pun terdapat sebuah tugu Bambu yang merupakan simbol kedaulatan.Tugu ini bukan lah peninggalan Belanda atau Jepang tapi dibangun setelah penyerahan kedaulatan dari Jepang kepada Indonesia melalui  Mohd. Hatta selaku wakil presiden pertama Indonesia.

"kegiatan ini salah satu dari beberapa program kegiatan Racana dan Ambalan Iai Nusantara Batanghari, masih ada beberapa proker yang lebih menantang lainnya, seperti jelajah alam dan mendaki gunung kerinci"Ujar romadhon selaku pembina Pramuka IAIN Batanghari.(Sofiana)

Baca Berita Lainnya

© Copyright 2019 PT. NUSANTARA BATANGHARI TIMES | All Right Reserved