Tidak Ada Pendampingan Medis , Pasien Melahirkan Di Mobil Saat Dalam Perjalanan
Nusantaratimes.com - Batanghari. Fauziah ibu muda berusia 32 tahun asal desa Danau embat, kecamatan Maro sebo ilir, kabupaten Batanghari, Jambi harus melahirkan anak ketiganya dimobil saat dalam perjalanan menuju rumah sakit hari Selasa 22/06/2021sekitar pukul 04:30 wib pagi.
Menurut keterangan yang dirangkum jurnalis Nusantara times.com dari keluarga yang merupakan abang pasien, Hasan J menyebutkan bahwa seyogyanya Fauziah akan melahirkan di Bidan desa setempat, namun karena sesuatu hal kemudian pasien direkomendasikan untuk ke Puskesmas Terusan yang notabene memiliki tenaga medis perawat dan Dokter.
"Kami diarahkan ke Puskesmas Terusan bang, tapi menurut pengamatan kami di Puskesmas tidak mendapatkan penanganan yang maksimal karena disitu cuma diinfus oleh 2 orang perawat sedangkan Dokter jaganya tidak ada, makanya kami minta rujukan untuk ke rumah sakit umum saja, mengingat kondisi adik saya mau melahirkan yang memerlukan tindakan maksimal", tutur Hasan.
"Namun alasan perawat susah untuk minta rujukan ke RSU HAMBA karena harus daftar online, saat ditanya Dokter jaganya juga perawat menyebutkan tidak ada ditempat, kalau begitu kami minta mobil ambulan untuk mengantar pasien ke RSU HAMBA, kembali dijawab perawat bahwa sopirnya tidak ada ditempat", tambahnya.
Karena pelayanan yang dianggap kurang maksimal akhirnya pihak keluarga membawa pasien ke RSU HAMBA Batanghari dengan menggunakan mobil pinjaman milik kepala desa Danau embat sekira pukul 04:00 wib yang dikemudikan Holidi ditemani abang pasien Hasan dan pasien .Akan tetapi sekitar 15 menit menjelang RSU HAMBA Fauziah keburu melahirkan bayi laki-laki tanpa pendampingan perawat dari Puskesmas Terusan, sesampainya di RSU HAMBA barulah pasien mendapatkan penangan secara medis.
Saat dikonfirmasi media ini Kepala Puskesmas Terusan Dr. Irma sedang tidak ada ditempat.
"Maaf pak, saya sedang pelatihan di Jambi, coba nanti saya tanya dulu keperawat yang bertugas saat itu", sebut Dr.Irma melalui sambungan telpon selulernya.
Ditempat terpisah Kabag TU Puskesmas Terusan Wahono saat ditemui diruang kerjanya mengakui kesalahan prosedur karena dalam memberikan rujukan mestinya didampingi perawat atau paramedis.
"Memang itu suatu kesalahan pak karena dalam keadaan emergency surat rujukan bisa saja menyusul, yang terpenting adalah pendampingan untuk keselamatan pasien", terang Wahono.
Hal senada disampaikan Dr.Ardi yang baru 6 bulan bertugas dipuskesmas tersebut dibagian Polik umum mengatakan, "Kami mengakui kesalahan tersebut pak karena rujukan pasien seharusnya didampingi paramedis, apalagi ini menyangkut keselamatan nyawa seseorang", sebutnya.
Ketika disinggung siapa yang berkewajiban menegur dan memberikan sanksi atas keteledoran ini Dr.Ardi menjawab,"Mengenai siapa yang akan menegur dan memberi sanksi atas kesalahan ini, tentunya ini kewenangan bu Kepala Puskesmas pak", tutupnya. (End's)